Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Carrefour Pimpin Pasar tapi Bukan Pegang Monopoli

Kompas.com - 14/10/2009, 13:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  - PT Carrefour Indonesia memprotes Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (LHPL) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas dugaan monopoli yang dituduhkan pada perusahaan ritel asal Perancis itu.

"Kami dari awal tidak sependapat dengan KPPU. Tuduhan KPPU itu tidak berdasar," kata Direktur Corporate Affairs PTB Carrefour Indonesia, Irawan Kadarman di Jakarta, Rabu (14/10).

Menurut dia, dugaan monopoli yang dituduhkan pada perusahaannya tidak benar. Berdasarkan riset Nielsen, pangsa pasar Carrefour dalam ritel moderen sebelum akuisisi hanya sebesar 14,5 persen dan naik menjadi 17 persen setelah akuisisi Alfa. Selain itu, berdasarkan riset Mars Indonesia, pangsa pasar Carrefour di ritel moderen sebesar 5,8 persen.

"Tim pemeriksa tidak memeriksa seluruh bukti, dokumen, dan keterangan yang telah diberikan oleh PTB Carrefour Indonesia selama proses pemeriksaan," ujarnya.

Kuasa hukum PTB Carrefour Indonesia, Ignatius Andy menjelaskan Carrefour memang memimpin pasar (market leader) namun tidak memiliki posisi monopoli dan tidak dominan.     "Tim pemeriksa memiliki data bahwa pangsa pasar terlapor (Carrefour) kecil dan terlapor tidak memiliki posisi monopoli dan tidak dominan. Tabel 7 halaman 6 LHPL," katanya.

Andy menjelaskan berdasarkan data itu, PTB Carrefour Indonesia memiliki pangsa pasar pada 2007 hanya sebesar 19,63 persen.

Menurut Andy, KPPU tidak bertindak dengan adil karena menghitung pangsa pasar gabungan antara Carrefour dengan Alfa namun hal itu tidak dilakukan bagi peritel lainnya. "Hero itu kan juga punya gerai Giant, Matahari Group juga punya berbagai bentuk ritel lainnya," tambahnya.

Bukan raksasa
Andy mengakui Carrefour memang memimpin pasar ritel nasional  namun tidak memiliki posisi monopoli.  "Kami juga mengalami rugi di sebagian toko yang kami miliki," ujarnya.

Beberapa outlet yang ditutup adalah di Molis Bandung, Pluit Megamall, Ratu Plaza dan Braga City Bandung.

Selain tutup, beberapa outlet lainnya juga mengalami kerugian antara lain outlet di ITC Surabaya, Kalimas, Bekasi Square, Kiara Condong Bandung, Sukajadi Bandung, Cikarang, Daan Mogot, Rungkut Surabaya, Madiun, Cakung dan Ciputat. "Penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena kalah bersaing juga," jelas Irawan.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com