Salin Artikel

Cerita Fadil, Buruh Angkut Cilik di Pelelangan Ikan Makassar yang Sekolah Sambil Bekerja

Seperti yang dialami seorang bocah berusia 10 tahun bernama Fadil.  Pagi buta, anak seusia Fadil seharusnya masih terlelap tidur. Namun siswa kelas 4 SD itu sudah terbangun untuk mencari nafkah demi membantu perekonomian keluarga yang kurang mampu. Fadil terpaksa membantu ayahnya mencari uang yang hanya berprofesi menjual alat pancing.

Fadil tinggal bersama orangtua dan dua saudaranya di Jalan SabutungKota Makassar. Setiap harinya, Fadil menjadi buruh angkut di Pelelangan Ikan Paotere, Makassar. Diketahui Pelelangan Ikan Paotere sudah buka sejak pukul 05.00 hingga pukul 18.00 Wita.

Fadil tampak mengenakan sepatu bot, celana panjang dan kaus saat berangkat ke pelelangan ikan. Sesampainya di Pelelangan Ikan Paotere, Fadil terkadang membantu para nelayan memasukkan ikan ke dalam boks pendingin. 

Upahnya, Fadil mendapat jatah ikan dari sejumlah nelayan. Fadil kemudian mengumpulkan ikan-ikan pemberian nelayan untuk dijual. Terlihat senyum semringah Fadil yang terlihat menenteng 3 ekor ikan berukuran lumayan besar.

"Saya dapat Ikan Cakalang dari nelayan 3 ekor, mau beli pak. Harganya murah, Rp 30 ribu saja. Ini sudah murah pak, dari pada membeli di dalam pelelangan ikan," kata Fadil saat ditemui di dermaga Pelelangan Ikan Paotere, Jumat (17/3/2023).

Setelah ikannya terjual, Fadil pun menawarkan jasa angkat kantongan ikan pengunjung Pelelangan Ikan Paotere. Sekali angkat, Fadil biasa diberi upah Rp 5.000 hingga Rp 15.000.

Saat mendapat orderan, Fadil terus menemani pelanggannya berkeliling membeli ikan di Pelelangan Ikan Paotere. Sesekali, Fadil terlihat menaruh beberapa kantongan ikan ke lantai.

Disitu pun, Fadil berkesempatan meregangkan sedikit otot-ototnya. Sesekali, Fadil terlihat memijat telapak tangannya yang kecapean mengangkat kantongan plastik. Setelah mendapat beberapa orderan, Fadil pun bergegas pulang ke rumahnya.

"Saya mau pulang dulu mandi, baru pergi sekolah. Pulang sekolah baru ke sini lagi," ujarnya.

Saat mengangkat kantongan pelanggannya, banyak pedagang ikan yang mencandai Fadil. Bahkan, terkadang meneriaki Fadil bahwa sudah punya istri.

"Sudah berapa istri mu Fadil?," canda pedagang ikan.

"Tidak ada, sembarangan ini bapak bilang," jawab Fadil sambil tersipuh malu menundukkan kepalanya.

Saat ditanya benarkah sudah mempunyai istri, Fadil mengatakan tidak benar.

"Tidak benar itu pak, pedagang di sini suka main-main," tandasnya.

Pedagang ikan lainnya pun mengatakan, jika Fadil sering dibercandai mempunyai istri karena masih kecil sudah pintar dan kuat mencari uang.

"Tidak ada, tawwa (bercanda) pak, main-main ji mereka semua. Karena Fadil pintar dan kuat cari uang," tutur pedagang udang.

Di Pelelangan Ikan Paotere inilah, tempat Fadil menghabiskan hari-harinya dan sudah terbiasa mencium bau amis. Tak hanya untuk mencari uang, tempat pelelangan juga menjadi tempatnya bermain besama teman-temannya. 

Di tempat ini, bukan hanya Fadil saja yang menjadi buruh angkut. Melainkan, belasan anak-anak terlihat di Pelelangan Ikan Paotere sebagai buruh angkut.

Bukan hanya anak-anak saja, orang dewasa hingga orang tua banyak menjadi buruh angkut ikan.

https://makassar.kompas.com/read/2023/03/17/172829978/cerita-fadil-buruh-angkut-cilik-di-pelelangan-ikan-makassar-yang-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke