Salin Artikel

Aipda HR Coreti Mapolres Luwu "Sarang Korupsi" Disebut Gangguan Jiwa, Sang Istri Percaya Kondisi Suaminya Waras

Sementara, pihak keluarga merasa kebingungan karena sampai hari ini belum mendapat hasil pemeriksaan dari rumah sakit, baik pada 2021 maupun 2022.

Bahkan, menurut istri Aipda HR, suaminya tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa.

Martini, istri Aipda HR mengatakan dirinya juga masih kebingungan mengapa suaminya disebut-sebut sakit jiwa.

Padahal, hasil pemeriksaan dari dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru Belopa dan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, belum juga pernah diterimanya.

“Saya belum pernah terima hasil dari dua rumah sakit,” kata Martini kepada wartawan Muhammad Aidil di Makassar yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

"Sarang Pungli" dan "Sarang Korupsi"

Kasus ini bermula pada pertengahan Oktober 2022. Kala itu, sejumlah foto coretan di Mapolres Luwu beredar di media sosial.

Coretan bertuliskan “Sarang Korupsi“ dan “Sarang Pungli" itu terpampang pada dinding Satlantas, Satnarkoba, dan ruangan lainnya.

Bahkan mobil patroli Polres Luwu dicoret dengan tulisan "Raja Pungli" menggunakan cat semprot.

Setelah foto-foto itu viral dan diliput media, Kapolres Luwu AKBP Arisandi angkat bicara.

Menurutnya, pelakunya diduga oknum polisi berpangkat Aipda berinisial HR. Dia merupakan polisi aktif dan pernah menjabat kepala unit Tindak Pidana Korupsi Polres Luwu.

Aipda HR pun mengakui apa yang dilakukannya bukan tanpa alasan dan ia siap membuktikan tudingannya itu.

"Iya benar, apa yang saya lakukan saya buktikan, saya juga tidak asal bicara," ujar Aipda HR, Sabtu (15/102022)

Mengapa Aipda HR dicurigai sejak awal?

Beberapa saat setelah nama Aipda HR muncul sebagai sosok yang mencoret kantor Mapolres Luwu, Polres Luwu merilis keterangan berisi riwayat kesehatannya.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana, mengatakan Aipda HR memiliki riwayat gangguan jiwa dengan diagnosa psikotik akut setelah rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 2021 hingga 22 Februari 2021.

Sehingga, Komang menduga Aipda HR sebagai pelaku vandalisme karena mengalami depresi akibat psikotik akut yang dideritanya.

“Tiba-tiba bisa muncul di saat dia lagi depresi.”

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru Belopa, dr Daud Mustakim, mengaku bahwa Aipda HR memang pernah dirawat di rumah sakit yang dipimpinnya itu pada Februari 2021.

Aipda HR dirawat sekitar satu minggu, kemudian diserahkan ke keluarganya setelah kondisinya sudah mulai membaik.

Tetapi, kata dia, hasil pemeriksaan Aipda HR pada 2021 memang tidak diserahkan ke keluarganya.

“Tidak bisa diserahkan itu [salinan hasil pemeriksaan]. Kalau rekam medis tidak diserahkan karena siapapun yang meminta itu tidak bisa dikasih, termasuk keluarganya sendiri,” terang Daud.

Aipda HR kembali diperiksa kejiwaannya di RS

Setelah kasus vandalisme di Mapolres Luwu, Aipda HR dibawa ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar.

Komang mengatakan kondisi Aipda HR sudah mulai stabil setelah beberapa hari mendapatkan perawatan. Sehingga, Aipda HR akan segera dipulangkan agar dapat dekat dengan keluarganya dan diawasi oleh pimpinannya di Polres Luwu selama pengobatan.

“Kalau orang gangguan jiwa kan tidak ada sanksinya dia. Tetap akan dilakukan pengobatan dan diawasi oleh keluarganya,” terang Komang.

Selama proses pemeriksaan berlangsung, Polda Sulsel turun menyelidiki kasus vandalisme corat-coret yang dilakukan Aipda HR terkait dengan dugaan pungli dan korupsi di Polres Luwu.

Hasil yang ditemukan tim Propam yang turun ke lapangan, kata Komang, tidak terbukti ada pungli dan korupsi.

“Hasil pemeriksaan Propam yang turun ke lapangan itu tidak ditemukan. Tidak terbukti adanya pungli atau adanya korupsi di masing-masing sektor. Itu sudah hasil pemeriksaan Propam itu. Yang dilakukan pemeriksaan itu dari masyarakat pemohon SIM dengan anggota pelayanan SIM itu sudah dicek, tidak ada,” tutur Komang.

“Intinya tidak ada yang kasih tahu, dokternya sendiri yang saya WhatsApp yang kemarin ngetes psikotesnya, dia jawab masih dalam observasi begitu,” tutur perempuan berusia 41 tahun itu.

Martini membenarkan jika suaminya, Aipda HR, pernah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru Belopa pada 2021 lalu.

Pada waktu itu Aipda HR pernah ditemukan oleh rekannya dan terlihat sedang memungut puntung rokok di halaman masjid sambil mengomel. Padahal tidak ada orang yang diajak bicara.

Selain itu, Aipda HR juga pernah didapati mengaji sepanjang malam dan tidak tertidur. Cara mengaji sang suami saat itu agak aneh karena mengaji dengan nada yang cukup keras.

“Karena bingung mau apa sementara saya lagi hamil besar waktu itu, disarankan sama teman-temannya yang polisi, bawa saja ke rumah sakit karena kebetulan ada khusus jiwa di Rumah Sakit Belopa,” jelas Martini.

Selama empat hari dirawat di rumah sakit, kata Martini, suaminya pun diperbolehkan pulang karena sudah tenang. Aipda HR bahkan sudah kembali beraktivitas ke kantor dan olahraga serta beribadah sekitar satu tahun lebih.

“Sampai dua bulan lalu mulai kritis sering bahas soal pungli dan lain-lain. Tapi kritisnya itu memang saya lihat dia posting di Facebook dan WhatsApp sama grup-grup kantornya,” kata dia.

“Aslinya memang kritis dari dulu baik itu di rumah, di kantor dan di masyarakat. Sepertinya memang jiwanya meronta kalau lihat sesuatu yang tidak baik. Tapi biasanya cuma bahas biasa-biasa saja. Tapi sampai diungkap ke media dan lain-lain baru kali ini,” tambah Martini.

Dengan semua kejadian itu, Martini tetap percaya bahwa suaminya tetaplah waras.

Penyebabnya karena Aipda HR tahu dan paham betul atas semua kejadian yang telah terjadi, termasuk ketika dia dibawa ke rumah sakit pada 2021.

“Pernah saya tanya, kenapa di masjid raya waktu itu pungut sampah? Dia jawab karena melihat kondisi masjid kotor, berusaha dibersihkan,” tutur Martini menirukan perkataan sang suami.

Selain itu, Martini juga pernah menanyakan mengapa suaminya pada 2021 lalu pernah mengaji dengan cara yang tidak biasa.

“Dia [HR] jawab memang sakit kepala karena sebelumnya kami sakit demam, flu, dan batuk lebih 10 hari. Dia tidak bisa makan dan suami saya malah hampir seminggu tidak tidur,” ujar dia.

Oleh karena itu, dalam penilaiannya Martini melihat suaminya itu dalam keadaan sehat. Martini mengaku tidak pernah melihat suaminya mengamuk, berteriak, dan gelisah.

“Orangnya baik-baik. Tidak ada yang berubah dari pertama yang dibawa, tidak ada,” katanya.

Sampai sekarang, kata dia, Aipda HR belum dipulangkan. “Tidak diijinkan pulang.

Selama 10 tahun menikah, Martini melihat Aipda HR adalah sosok suami yang sangat penyayang, baik kepada istri maupun kepada anaknya.

“Karena sebelumnya belum pernah ada kejadian seperti ini,” terangnya.

Tetapi, katanya, yang dapat menentukan semua itu adalah dokter kejiwaan yang memeriksa Aipda HR di RSKD Dadi Makassar. Itulah sebabnya saat mengetahui ada informasi yang menyebut-nyebut suaminya gangguan jiwa, Martini pun langsung menghubungi pihak rumah sakit untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

“Yang jelas saya hubungi dokter psikiater yang periksa dia [Aipda HR], dia jawab: ‘Belum bu’,” ujar Martini.

“Kalau memang sudah ada, harusnya serahkan ke kami hasilnya dan kalau memang sakit silakan ditindaklanjuti dengan obat atau mesti tinggal lagi di rumah sakit. Setidaknya kita tahu maunya apa,” paparnya, pada Sabtu (29/10).

Erwiani mengemukakan untuk mendiagnosis gangguan jiwa, memerlukan observasi dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pemeriksaan juga akan melibatkan psikiater, psikolog dan beberapa bidang ilmu lain untuk dapat menentukan bagaimana kondisi medis Aipda HR.

Observasi akan dilakukan mulai dari wawancara, pemeriksaan status mental hingga melakukan konsultasi ke dokter penyakit dalam atau dokter ahli saraf dan dokter neurologi bila Aipda HR dicurigai ada gangguan fisik yang mempengaruhi kondisi kejiwaan.

“Biasanya membutuhkan waktu minimal 14 hari karena kami butuh bukan hanya pemeriksaan fisik, status mental tapi juga ada serangkaian pemeriksaan psikotes atau pemeriksaan psikometri yang akan kami lakukan,” kata Erwiani kepada wartawan, Senin malam, 17 Oktober 2022.

Akan tetapi, Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Arman Bausat, menuturkan hasil observasi Aipda HR sudah dikirimkan kepada Polres Luwu selaku pihak yang meminta. Arman belum dapat memastikan kapan hasil observasi tersebut dikirim.

“Sudah dikirimkan kalau tidak salah. Soalnya saya cek sama anggota saya, dia bilang: 'sudah selesai itu dok'. Saya tanya lagi kembali, saya pastikan [kapan],” singkat Arman.

Tim Pemeriksa Kesehatan Jiwa RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Irma Santy, SpKJ mengatakan hasil pemeriksaan Aipda HR telah dikirim langsung pihak rumah sakit ke penyidik Polres Luwu selaku pihak yang meminta pada Selasa 25 Oktober 2022.

Hasil ini lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

“Tidak perlu tunggu 14 hari kalau memang kita sudah bisa membuat kesimpulan,” kata Irma.

Untuk persoalan rahasia pasien yang menyangkut hukum atau permintaan institusi, seperti pada kasus Aipda HR, menurutnya, pihak rumah sakit tidak memiliki hak untuk memberitahukan ke orang lain.

Sebab yang meminta Aipda HR untuk diperiksa adalah penyidik Polres Luwu, bukan keluarga. Sehingga pihak rumah sakit selaku ahli yang memeriksa hanya akan memberikan jawaban tersebut ke penyidik selaku orang yang meminta.

“Yang minta itu kan sesuai dengan permintaan penyidik. Jadi kami hanya memberikan jawaban atau hasil itu ke penyidik. Kami tidak punya hak untuk memberi tahukan kepada orang lain. Kalau mau tahu hasilnya tanya sama penyidiknya karena kami menjawab permintaan penyidik itu dalam bentuk hasil pemeriksaan kesehatan jiwa itu kami berikan ke penyidik,” kata Irma.

Irma menjelaskan dalam hal ini, pihak keluarga boleh mengetahui hasil pemeriksaan kejiwaan tersebut. Namun, lagi-lagi karena yang meminta adalah penyidik Polres Luwu sehingga hasil pemeriksaan itu hanya dapat diakses dari kepolisian.

“Boleh tahu keluarga. Tapi kan keluarga lewat penyidik, karena kami memberikan jawaban ke penyidik. Ini kan permintaan penyidik, bukan permintaan keluarga. Surat yang kami terima itu atas nama penyidik dari kepolisian dari Polres Luwu, jadi kami berikan jawaban ke penyidik. Kalau mau tahu ke penyidiknya,” tutup Irma.

Polda Sulsel mengklaim telah menerima hasil observasi kejiwaan Aipda HR pada Rabu, 26 Oktober 2022.

“Sudah keluar hasilnya memang benar dia [HR] mengalami gangguan jiwa. Hasil observasinya begitu. Hasil pemeriksaan itu hanya dipegang oleh Kabiddokes dengan rumah sakit aja,” kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana.

Wartawan di Makassar, Muhammad Aidil, berkontribusi dalam artikel ini.

https://makassar.kompas.com/read/2022/11/02/131500678/aipda-hr-coreti-mapolres-luwu-sarang-korupsi-disebut-gangguan-jiwa-sang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke