Salin Artikel

Annyorong Lopi, Tradisi Peluncuran Kapal yang Unik di Bulukumba

KOMPAS.com - Masyarakat Bulukumba di Sulawesi Selatan memiliki sebuah tradisi menarik bernama Annyorong Lopi.

Tradisi Annyorong Lopi sangat lekat dengan profesi masyarakat Bulukumba yang dikenal dengan sebagai Panrita Lopi atau pembuat perahu.

Salah satu tempat pelaksanaan tradisi Annyorong Lopi berada di lokasi pembuatan perahu pinisi, di Kelurahan Tanah Lemo, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba.

Apa itu Annyorong Lopi?

Istilah Annyorong Lopi secara harfiah terdiri atas dua kata, yaitu 'annyorong' yang berarti mendorong dan 'lopi' yang berarti perahu.

Jadi, Annyorong Lopi berarti tradisi mendorong perahu atau biasa disebut disebut peluncuran perahu.

Namun Annyorong Lopi bukan kegiatan mendorong perahu seperti nelayan pada umumnya, namun sebuah bentuk kearifan lokal yang telah ada sejak zaman nenek moyang.

Dilansir dari laman Jalur Rempah Kemendikbud, tradisi Annyorong Lopi adalah sebuah tradisi peluncuran kapal yang dilakukan dengan tenaga manusia.

Tanpa menggunakan alat berat, ratusan orang akan menarik perahu yang telah dibuat menggunakan tali hingga ke bibir pantai agar perahu tersebut bisa berlayar di laut.

Annyorong Lopi dilakukan sebagai rasa syukur atas selesainya suatu kegiatan pembuatan perahu yang biasanya akan dirangkai dengan acara Songka Bala (tolak bala).

Selain itu, dalam tradisi juga dilakukan doa bersama agar perahu tersebut selalu mendatangkan keuntungan dan rezeki yang banyak.

Tahapan tradisi Annyorong Lopi

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Bulukumba, prosesi tradisi Annyorong Lopi terdiri dari empat tahapan.

Tahap pertama adalah penyembelihan hewan kurban berupa kambing dan dua ekor ayam (jantan dan betina) yang dilakukan di atas perahu.

Darah hasil sembelihan hewan kurban biasanya akan ditampung untuk kemudian dioleskan ke beberapa bagian dari perahu yang bermakna kesucian dan kemuliaan.

Kaki kambing yang dipotong akan diikat dengan tali, di mana dua kaki depan akan digantung di bagian depan perahu, dan dua kaki belakang digantung di bagian belakang perahu.

Adapun tubuh hewan kurban akan dikuliti dan dagingnya akan dibuat hidangan pada acara tersebut.

Tahap kedua adalah acara syukuran dengan pembacaan kitab al-barazanji dan Songka Bala (tolak bala) yang dilakukan bersama-sama.

Tahap ketiga adalah pembuatan ammoci atau ammosi (pusat perahu) yang dipimpin oleh punggawa atau sosok spiritual yang ditunjuk.

Tahap keempat adalah acara puncak yaitu kegiatan peluncuran perahu, dengan jumlah peserta disesuaikan dengan besar perahu.

Peluncuran perahu ini diselenggarakan dengan meriah, dengan aba-aba atau Appatara Taju yang disampaikan oleh pemandu.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
jalurrempah.kemdikbud.go.id 
bulukumbakab.go.id

https://makassar.kompas.com/read/2022/10/02/130758078/annyorong-lopi-tradisi-peluncuran-kapal-yang-unik-di-bulukumba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke