Salin Artikel

Sirawu' Sulo, Tradisi Perang Api dari Desa Pongka di Bone

KOMPAS.com - Masyarakat di Desa Pongka, Kecamatan Tellu Siattingge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan memiliki sebuah tradisi unik yang dikenal dengan nama Sirawu' Sulo.

Dalam bahasa orang Bugis, istilah ‘sirawu’ berarti artinya adanya dua pihak yang saling melempar sesuatu, sementara ‘sulo’ artinya obor.

Sirawu' Sulo atau juga disebut Sirempek Api adalah tradisi perang api dengan cara saling melempar obor yang terbuat dari daun kelapa yang dilaksanakan sebagai bagian dari perayaan atau pesta panen.

Peserta Sirawu' Sulo dibatasi yaitu hanya laki-laki yang boleh mengikuti tradisi ini, sementara jumlah dan usia peserta tidak dibatasi.

Sebelum dimulai, peserta Sirawu' Sulo akan dilumuri minyak kelapa yang telah didoakan oleh tokoh adat atau "Sandro" yang telah melaksanakan ritual berserah diri atau "Mappangolo".

Baru setelahnya peserta yang masing-masing telah membawa Sulo mulai saling menyerang dengan cara melemparkan obor.

Tradisi ini memang terlihat menakutkan karena tidak jarang membuat pesertanya mengalami luka bakar.

Walau begitu, masyarakat percaya bahwa tubuh mereka yang sebelumnya telah dilumuri minyak kelapa muda yang telah didoakan oleh Sandro akan membuat luka bakar itu sembuh lebih cepat.

Asal usul Tradisi Sirawu' Sulo

Tradisi Sirawu' Sulo konon sudah ada sejak Desa Pongka berdiri dan dilakukan secara turun temurun dalam bentuk pesta rakyat.

Dilansir dari laman Kemendikbud, konon tradisi ini bermula dari nenek moyang mereka yang merupakan penduduk Kabupaten Soppeng.

Mereka mengungsi dari kampung halamannya dan meninggalkan seluruh harta kekayaan lantaran tidak sepakat dengan kebijakan salah seorang raja yang memerintah kerajaan Soppeng kala itu.

Berbekal sejumlah ekor ternak ayam dan obor sebagai alat penerangan di malam hari, mereka berjalan ke dalam hutan dan menemukan sebuah lahan di wilayah Kabupaten Bone.

Mereka lantas mengungkapkan rasa sukacita dengan melemparkan obor, yang menjadi bentuk tradisi yang kemudian dikenal dengan Sirawu' Sulo.

Ritual untuk Tolak Bala

Masyarakat setempat percaya bahwa tradisi Sirawu' Sulo mengandung nilai-nilai yang sakral.

Masyarakat percaya apabila tradisi ini tidak atau terlambat dilakukan maka akan ada bencana yang akan menimpa mereka.

Awalnya Sirawu' Sulo dilakukan setiap lima tahun sekali, namun saat ini tradisi perang api dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Rangkaian Tradisi Sirawu' Sulo dapat berlangsung sekitar setengah sampai satu bulan lamanya, namun acara puncaknya hanya berlangsung selama tiga malam berturut-turut.

Sirawu' Sulo dilaksanakan selama beberapa jam yang ditentukan hingga kapan Sulo terakhir akan padam.

Karena kemeriahannya, tak heran jika momen ini juga dimanfaatkan warga yang tinggal di diperantauan untuk pulang kampung dan menyambung silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Sumber:
regional.kompas.com
kikomunal-indonesia.dgip.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id

https://makassar.kompas.com/read/2022/09/26/203816478/sirawu-sulo-tradisi-perang-api-dari-desa-pongka-di-bone

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke