Salin Artikel

Kisah Kelam di Balik Nama Jalan "40.000 Korban Jiwa" di Makassar

KOMPAS.com - Jalan 40.000 Korban Jiwa merupakan salah satu nama jalan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Ternyata, terdapat kisah kelam di balik penamaan jalan tersebut.

Nama Jalan 40.000 Korban Jiwa diambil dari korban kekejaman pasukan khusus Belanda Depot Speciale Troepen (DST) pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling.

Dikenal dengan sebutan Pembantaian Westerling, peristiwa yang berlangsung pada Desember 1946 hingga Februari 1947 itu terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.

Di Makassar, tragedi tersebut diabadikan menjadi nama jalan dan monumen.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 10 Februari 2014, konon daerah di jalan itu menjadi tempat penguburan massal warga sipil yang menjadi korban Pembantaian Westerling.

"Mamaku ceritakan ke saya, dia saat itu masih muda dan beruntung berhasil lolos. Orang tak bersalah dibantai, kemudian jenazahnya diangkut di mobil truk. Di atas truk, jenazah bertumpuk-tumpuk seperti barang. Jenazah yang berjumlah 40.000 jiwa lalu dibawa ke sana dan dikubur dalam satu lubang," ujar salah satu warga, Rukiah.

Tak jauh dari Jalan 40.000 Korban Jiwa, tepatnya di Jalan Langgau, Kelurahan Timungan Lompoa, Kecamatan Tallo, terdapat Monumen Korban 40.000 Jiwa.

Monumen tersebut terdapat relief yang menggambarkan Pembantaian Westerling.

Di sana terdapat juga patung laki-laki setinggi kurang lebih empat meter. Satu kaki dan satu tangannya tampak buntung. Patung itu menggambarkan seorang korban selamat dari Pembantaian Westerling.

Selain untuk mengenang Pembantaian Westerling, Monumen Korban 40.000 Jiwa dibangun untuk menghargai jasa-jasa para pejuang.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Makassar, Hendra Cipto; Nibras Nada Nailufar | Editor: Farid Assifa, Nibras Nada Nailufar), Tribun-Timur.com

https://makassar.kompas.com/read/2022/09/13/120000078/kisah-kelam-di-balik-nama-jalan-40.000-korban-jiwa-di-makassar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke