Salin Artikel

Mantan Atlet Senam Tewas di Kubangan Stadion Mattoanging Makassar, Keluarga Bantah karena Epilepsi

Pria yang akrab dipanggilan Qodi tersebut tercatat sebagai warga Jalan Ratulangi, Kleurahan Mario, Kecamatan Mariso, Makassar. Ia duga tewas tenggelam di kubangan bekas stadion tersebut.

Namun tenggelamnya korban Qodi akibat berenang di kubangan bekas Stadion Mattoanging dibantah oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Kepala Bidang Aset Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sulsel Murniati menegaskan, kubangan yang berada di dalam area eks stadion sudah sudah ditimbun sejak 2021 sehingga tidak lagi dalam

Setelah penimbunan, ia menyebut kawasan tersebut tak lagi berbahaya bagi warga.

"Itu kami pastikan tidak dalam lagi. Memang kalau hujan datang maksimal kedalamannya itu hanya sebatas pinggang orang dewasa," tegasnya.

Ia mengaku mendapatkan informasi dari salah satu staf Satpol-PP yang sedang bertugas di eks Lapangan Mattoanging jika korban menderita epilepsi, dan kambuh saat insiden hingga terjatuh.

"Korban ditemukan dan dievakuasi oleh seorang warga bernama Sampara. Kejadiannya terjadi sekitar waktu shalat Ashar. Korban yang diketahui mengidap penyakit epilepsi, katanya sempat terlihat kejang-kejang di dekat kubangan sebelum jatuh ke dalam air," ungkapnya.

Ia juga membantah kabar yang menyebut korban tewas karena berenangg.

"Meski belum rata, kubangan di stadion sudah ditimbun sejak 2021 Kalaupun ada kubangan, sudah tidak dalam. Tidak ada juga yang berani berenang karena petugas Satpol PP standby terus di sana," tambahnya.

"Dia (Qadi) mantan atlet senam artistik ragunan, karena dia sekolah di ragunan 2011 sampai 2104 waktu SMP," kata Suryanto saat ditemui di rumahnya di Jalan Ratulangi Lorong 5 Makassar, Jumat (3/6/2022).

Ia bercerita saat menjadi atlet muda, Qodi mengalami cidera saat latihan diduga karena sraf terjepit. Anak keduanya itu pun langsung dilarikan ke ICU rumah sakit.

Sejak cidera tersebut, Qodi kerap mengalami kejang di waktu-waktu tertentu.

"Dia (Qadi) memang biasa kejang kalau malam, biasa kalau tertidur tiba-tiba kejang," ujar Suryanto yang juga pelatih atlet panahan salah satu tim Porda Sulsel.

Ia juga membantah kabar beredar yang menyebut anaknya epilepsi.

"Jadi bukan epilepsi, kalau epilepsi kan mulutnya berbusa. Ini saraf terjepit, itu dialami waktu latihan senam dulu," sambungnya

Sementara itu Daeng Sampara (62), warga sekitar stadiojn bercerita Qodi diketahui tenggelam setelah adzan ashar berkumandang.

"Saya sementara di sana (dalam area stadion) duduk-duduk, terus dipanggil Bu Linda, bilang ada orang tenggelam," kata Sampara ditemui di lokasi.

Sampara pun mengaku langsung bergegas ke lokasi kubangan setelah mendengar teriakan Linda.

"Saya langsung ke sini (kubangan) ada dua anak-anak mau menolong pakai kayu, jadi saya langsung turung tarik ke atas," ujarnya.

Saat berhasil mengangkat Qadi, Sampara mengaku sempat memberikan pertolongan pertama dan berharap nyawa Qadi masih bisa terselamatkan.

"Kan posisinya tengkurap, saya balik terus saya pompa jantungnya darah ke luar. Pas saya cek ternyata sudah tidak ada (meninggal dunia)," bebernya.

Mayat Qadi pun digotong oleh warga setempat ke rumah duka yang jaraknya kisaran 500 meter dari stadion.

Selain Qodi, pada Minggu (23/2/2021), 3 bocah tenggelam saat bermain di kubangan bekas galian Stadion Mattoangin.

Satu orang bernama Reka berhasil selamat. Sementara dua rekannya, Adli dan Fajri ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kubangan sedalam 4 meter itu.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribun-Timur.com

https://makassar.kompas.com/read/2022/06/04/093900478/mantan-atlet-senam-tewas-di-kubangan-stadion-mattoanging-makassar-keluarga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke