Salin Artikel

Benteng Victoria: Sejarah, Pejuang Gugur, Nieuw Victoria, dan Pertempuran RMS

KOMPAS.com - Benteng Victoria merupakan tempat bersejarah yang terletak di pusat kota Ambon. Benteng tertua di Ambon ini dibangun oleh Portugis pada 1575, yang selanjutnya diambil alih oleh Belanda.

Kemudian, Belanda menjadikan benteng ini sebagai pusat pemerintahan untuk mengeruk harta kekayaan masyarakat pribumi, yaitu berupa rempah-rempah yang melimpah di bumi Maluku.

Selain direbutkan bangsa barat, Benteng Victoria juga menorehkan sejarah atas gugurnya pahlawan nasional, Pattimura dan Slamet Riyadi.

Sejarah Benteng Victoria

Portugis mendarat di Maluku pada 1512 M, untuk mencari rempah-rempah.

Pada 1580 M, ketika masa pemerintahan Gubernur Gaspar de Mello, Portugis membangun benteng di wilayah Honipopu yang kemudian diberi nama Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada.

Area ini merupakan daerah aliran sungai di kawasan Pulu Gangsa yang banyak ditumbuhi pohon sagu dan bambu. Valentijn dan Rumphius dalam tulisannya membenarkan bahwa pada saat pembangunan benteng tersebut, Portugis menebang sejumlah pohon sagu dan bambu.

Sekitar 1602 M, Belanda yang baru datang ke Maluku namun gagal merebut benteng tersebut. hal ini lantaran,  pertahanan Portugis kuat.

Kemudian, Belanda membangun pos pertahanan di pesisir utara Hiu yag diberi nama Kasteel van Verre.

Pada 1602 M dibawah pimpinan Laksamana de Mendoza, Portugis melancarkan serangan ke Hiu sebagai pusat pertahanan Belanda.

Saat itu secara tiba-tiba, Raja Portugis menarik Laksamana de Mendoza dari dari Ambon. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh Belanda dan orang Hiu untuk menyerang Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada.

Di bawah, komando steven van der Haghen, Belanda akhirnya berhasil menundukkan Portugis pada 25 Februari 1605.

Belanda kemudian mengubah nama benteng menjadi Benteng Victoria untuk memperingati kemenangannya atas Portugis.

Meski demikian, masyarakat lokal lebih akrab dengan nama Benteng Kota Laha yang berarti benteng di Teluk Laha.

Benteng Victoria dijadikan pusat administrasi VOC di Asia sebelum akhirnya dipindah ke Benteng Oranje yang terletak di Ternate.

Benteng Victoria Menjadi Benteng Nieuw Victoria

Benteng Victoria mengalami kerusakan cukup parah akibat terkena guncangan gempa bumi yang terjadi pada sekitar 1643-1644, 1673-1674, dan 1754 M.

Ketika, Gubernur Bernardus van Pleuren (1775-1785 M) memerintah di Ambon, perbaikan benteng menyebabkan perubahan pada bentuk Benteng Victoria.

Perbaikan yang dilakukan termasuk memperluas benteng. Setelah diperbaiki, Benteng Victoria kembali diubah namanya menjadi Benteng Nieuw Victoria yang berarti "Kemenangan Baru".

Benteng Nieuw Victoria dikuasi Inggris pada 1810 M hingga 1817 M. Benteng tersebut secara resmi diserahkan kembali ke Belanda pada 25 Maret 1817.

Periode, Maluku kembali dikuasi Belanda merupakan latar belakang perlawanan masyarakat lokal di Maluku, salah satunya adalah pasukan yang dipimpin oleh Pattimura.

Pahlawan Nasional Gugur di Benteng Nieuw Victoria

Pattimura dihukum mati oleh Belanda di Benteng Nieuw Victoria setelah melakukan perlawanan memerangi Belanda.

Pada 15 Mei merupakan peringatan Hari Pattimura untuk masyarakat Maluku. Karena, 15 Mei 1817, hari terakhir pertempuran Pattimura sebelum ia ditangkap dan dieksekusi Belanda.

Pada 1942, tampuk kekuasaan Maluku jatuh ke tangan Jepang. Pada 1950, terjadi gejolak di daerah Maluku.

Dr Christian Robert Steven Soumokil, seorang bekas Jaksa Agung NIT (Negara Indonesia Timur), mendeklarasikan Republik Maluku Selatan (RMS) dengan tujuan ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Untuk menumpas kelompok tersebut, pemerintah RIS mengirim ekspedisi militer yang disebut dengan Gerakan Operasi Militer (GOM) III dengan dipimpin oleh Kolonel Kawilarang, Panglima Tentara, dan Territorium Indonesia Timur.

Dalam upaya pemberantasan pemberontakan RMS, Letnan Kolonel Slamet Riyadi tertembak dan gugur di depan Benteng Nieuw Victoria. Meskipun, benteng gagal direbut namun pasukan GOM berhasil menduduki Ambon.

Jatuhnya Ambon ke tangan RIS menandakan bahwa perlawanan RMS telah dipatahkan.

Berdasarkan peristiwa inilah Benteng Nieuw Victoria menjadi bukti perjuangan rakyat dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia Serikat yang tidak bisa dipisahkan dari proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber: http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/ dan https://ambon.go.id/benteng-victoria/

https://makassar.kompas.com/read/2022/01/26/163939078/benteng-victoria-sejarah-pejuang-gugur-nieuw-victoria-dan-pertempuran-rms

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke