MAKASSAR, KOMPAS.com - Kematian wanita JU (35) menyisakan trauma mendalam bagi pihak keluarga. Mereka tidak menyangka selama ini JU ternyata dibunuh dan ditimbun oleh suaminya sendiri berinisial H (43).
Kakak kandung JU, Kasmi menceritakan, selama ini JU dikabarkan menghilang dan pergi bersama pria lain. Pernyataan itu dilontarkan H setiap kali ditanya terkait keberadaan JU.
Mendapatkan kabar JU menghilang, pihak keluarga juga mencoba mencari dengan menyebarkan foto-foto JU di media sosial.
Baca juga: Suami yang Bunuh dan Timbun Mayat Istri di Makassar Terancam Hukuman Mati
"Saya terakhir komunikasi dengan (JU) pada tahun 2017. Kita mencari, kita sebarkan fotonya di mana-mana, baik keluarga yang jauh," jelas Kasmi saat ditemui awak media di kediamannya Jalan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (16/4/2024).
Kasmi menjelaskan, selama JU dan H menikah, kabar penganiayaan kerap didapat pihak keluarga. Namun, ketika ditanya, JU tidak pernah mengaku.
"Tidak pernah curhat. Dia (JU) sabar, tidak mungkin juga punya hubungan dengan orang lain, dia sayang sekali anaknya," ungkap Kasmi.
"Dia (JU) kalau sudah dipukul langsung datang ke rumahku, tapi tidak pernah cerita, datang saja bermalam. Tidak pernah juga kasi lihat luka-lukanya," sambungnya.
Seiring berjalannya waktu, pihak keluarga JU bahkan sempat curiga dan mempertanyakan kepada H keberadaan JU. Keluarga merasa curiga lantaran kelakuan H yang kasar terhadap istri dan anaknya.
"Dari ringan tangan itu kita curiga memang. Kalau ketemu juga menghindar setelah itu, takut ditanya. Tidak mau lagi berbaur dengan kita. Pernah kita tanyakan tapi dia langsung bilang, 'tegaku itu' (tak mungkin melakukan itu), dengan ekspresi ketawa," bebernya.
Kelakuan bejat H pun terungkap ketika sang putri berinisial VI (17) menceritakan semua peristiwa yang dilihatnya selama tinggal bersama sang ayah.
"Anaknya mengaku setelah dipukul sama bapaknya. Dia datang ke rumah, saya tanya kenapa nak, dia bilang dipukul sama bapaknya, mukanya biru (lebam bekas pukulan). Saya bawa melapor ke Polrestabes langsung ditangkap mi pelaku," ucapnya.
Menurut Kasmi, dua putri H enggan bercerita peristiwa kelam yang dialaminya lantaran takut sering diancam akan dianiaya. Kedua putrinya juga disebut sangat menyayangi H.
"Dia tidak berani bilang karena takut. Dia takut bilang tidak ada yang peliharaki (nafkahi) dia kasihan sama bapaknya, iya," jelas Kasmi.
Meski begitu, pihak keluarga JU berharap agar H dapat mendapatkan hukuman berat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Kalau kita sekeluarga hukuman mati saja, karena kasihan juga anaknya. Kita takut nanti dia (pelaku) dendam sama anaknya. Itu pertimbangan untuk anak, untuk kita juga keluarga," tandasnya.