MAKASSAR, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengeluhkan bau busuk menyengat.
Diduga, bau busuk tersebut bersumber dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Antang.
Seperti diungkapkan oleh Fitriani, warga Jalan Toddopuli 10. Menurut dia, bau busuk sampah diduga bersumber dari TPA Antang ini sangat mengganggu saluran pernapasan hingga banyak warga yang muntah-muntah.
Baca juga: Polisi: Kebakaran di Trans Studio Makassar Berasal dari Lokasi Swafoto
"Sudah beberapa hari terakhir ini, busuk sekali bau sampah diduga dari TPA. Bau busuk ini mulai beberapa hari sebelum L ebaran. Bau menyengat sangat terasa kalau pintu rumah terbuka," katanya, Rabu (26/4/2023).
Hal yang sama diungkapkan oleh Faridah, warga Jalan Sungai Saddang Baru, Kecamatan Rappocini ini. Menurut dia, bau tak sedap ini tercium hampir seluruh Kota Makassar.
"Bau busuk ini tercium hampir seluruh kecamatan di Kota Makassar. Bau busuk menyengat ini sangat terasa di malam hari," ujarnya.
Baca juga: Trans Studio Makassar Kebakaran, Polisi Periksa Sejumlah Saksi, Termasuk Pengelola Mal
Faridah meminta, pemerintah segera mengatasi masalah pencemaran udara di Kota Makassar.
"Kalau begini terus, warga Kota Makassar tersiksa dan bisa-bisa banyak yang kena penyakit. Harusnya, TPA segera dipindahkan jauh dari pemukiman warga atau Kota Makassar," harapnya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar menyampaikan pemohonan maaf atas bau yang menyengat dalam beberapa hari terakhir. Bau menyengat tersebut berasal dari Lokasi TPA Antang.
Hal ini disebabkan lantaran pembenahan yang dilakukan di lokasi, yakni pembukaan akses jalan di tengah gunung sampah TPA Antang.
“DLH melakukan pembukaan akses jalan yang tertimbun oleh gunungan sampah pada saat musim hujan. Kita lakukan pengerukan dan itu menimbulkan bau yang sangat menyengat,” ucap Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ferdy Mochtar.
Menurut Ferdy, tujuan pengerukan untuk memudahkan pembuangan sampah ke arah belakang di mana ketinggian sampah mencapai kisaran 10 meter.
Lahannya pun masih tersedia sekitar 6 hektare. Luas lahan tersebut dinilai masih bisa menjadi alternatif lokasi pembuangan yang diperkirakan dapat menampung volume sampah sekitar satu sampai dua tahun sambil menunggu tahapan penanganan TPA yang lebih modern melalui teknologi PSEL.
Baca juga: 64 Orang Jadi Korban Kebakaran Trans Studio Makassar, 3 di Antaranya Masih Dirawat di RS
Sebelumnya, Ferdy mengungkapkan pada lokasi bagian depan TPA sendiri yang berdekatan langsung dengan pintu gerbang, ketinggian sampah sudah mencapai 50 meter.
Hal ini berbahaya bagi aktivitas pengelolaan TPA terutama pada saat musim hujan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.