Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul dan Tradisi Turun-temurun Suku Dayak

Kompas.com - 28/12/2021, 19:59 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Suku Dayak berasal dari nama kolektif berbagai suku di Kalimantan. Secara umum disebutkan masyarakat yang tergolong suku Dayak menghuni pedalaman Kalimantan.

Dikutip dari jurnal.ugm.ac.id, suku Daya merupakan suku kolektif dari Melayu, Bugis, Makassar, Cina, Jawa, Madura dan suku-suku lain yang mendiami daerah pantai dan daerah hilir.

Ditambahkan pula, mayoritas orang Melayu Kalimantan adalah keturunan Dayak.

Dikutip dari laman elibrary.unikom.ac.id, penyebutan Dayak bagi orang Kalimantan asli masih harus dikaji.

Karena sampai saat ini belum ada informasi yang pasti mengenai asal usul penyebutan tersebut.

Baca juga: Ngayau, Tradisi Turun-temurun dari Suku Dayak

Dari berbagi literatur ada 4 sebutan untuk orang Kalimantan, yaitu Dayak', Dyak', Daya', dan Daya.

Diutip dari p2k.unkris.ac.id, hukum budaya adat istiadat masyarakat Dayak merupakan hukum budaya istiadat maritim atau bahari.

Hampir, semua nama sebutan orang Dayak memiliki manfaat untuk berkomunikasi dengan 'perhuluan' atau sungai. Terutama, nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.

Orang Dayak dibagi dalam 6 rumpun, yaitu rumpun Klemantan alias kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan (Dayak Kayan, Dayak Kenyah, dan Dayak Bahau), rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan.

Tradisi Turun-temurun Suku Dayak

Tradis berburu kepala dilakukan suku Dayak secara turun temurun. Tradisi ini dipenuhi dendam dan pembuktian diri.

Seorang anak yang ayahnya dibunuh akan membalas dendam pada keluarga pembunuh dengan mengambil kepalanya dan membawanya ke rumah.

Hal ini ditanamkan secara turun temurun pada anak-anak suku Dayak.

Baca juga: Asal-usul Suku Dayak di Kalimantan

Anna Durin dan kawan-kawan dalam jurnal berjudul Pengaruh Nganyu atau headhunting dalam Penciptaan Motif-motif Tekstil Pua Kumbu Masyarakat Iban Sarawak (2011) menyebutkan bahwa seorang pemuda Dayak harus melakukan Ngayu.

Tradisi ini sebagai pembuktian agar dia dapat membanggakan keluarga dengan menyandang Bujang Berani.

Selain itu, tradisi juga sebagai syarat untuk menikahi gadis pilihan.

Perburuan kepala tidak dilakukan sendiri-sendiri melainkan dalam kelompok kecil maupun besar.

Perburuan kepala suku Dayak berhenti setelah dilarang pada Rapat Damai Tumbang Anoi tahun 1984. Hal ini membawa ketenangan penduduk kalimantan. (Editor: Serafica Gischa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Makassar
Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Makassar
Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Makassar
Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Makassar
Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Makassar
Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat 'Laundry', Awalnya Dikira Janin

Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat "Laundry", Awalnya Dikira Janin

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Hak Penyandang Disabilitas Belum Terpenuhi dalam Rekrutmen PPPK Gorontalo

Hak Penyandang Disabilitas Belum Terpenuhi dalam Rekrutmen PPPK Gorontalo

Makassar
Tradisi 'Hui lo Kunu', Berburu Kacang dan Pisang Saat Pertengahan Ramadhan di Batudaa Gorontalo

Tradisi "Hui lo Kunu", Berburu Kacang dan Pisang Saat Pertengahan Ramadhan di Batudaa Gorontalo

Makassar
Hujan Deras, Kantor BPBD Palopo Dihantam Longsor

Hujan Deras, Kantor BPBD Palopo Dihantam Longsor

Makassar
Rekam Aktivitas di Toilet Kantor, Oknum Pegawai BMKG Gorontalo Dijerat Pasal Pornografi

Rekam Aktivitas di Toilet Kantor, Oknum Pegawai BMKG Gorontalo Dijerat Pasal Pornografi

Makassar
Diduga Hendak Bunuh Diri, Seorang Pria Nekat Panjat Tower BTS, Mau Turun Usai Dibujuk Istri

Diduga Hendak Bunuh Diri, Seorang Pria Nekat Panjat Tower BTS, Mau Turun Usai Dibujuk Istri

Makassar
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 27 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 27 Maret 2024

Makassar
Jokowi Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri yang Rusak akibat Gempa Palu, Telan Anggaran Rp 567 Miliar

Jokowi Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri yang Rusak akibat Gempa Palu, Telan Anggaran Rp 567 Miliar

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com