Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Tuai Kecaman hingga Ajakan Lawan Radikalisme

Kompas.com - 28/03/2021, 17:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar di Jalan Kajaolalido, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu pagi, menuai kecaman dari sejumlah tokoh di Indonesia.

Dilansir dari Antara, Presiden Jokowi menegaskan, aksi terorisme dan radikalisme sangat bertentangan dengan nilai agama dan nilai luhur yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia.

Dirinya pun meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga persatuan dan kesatuan pasca-aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar

“Saya mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan menjunjung nilai-nilai kebhinekaan,” ujar Presiden Jokowi.

Baca juga: Kutuk Bom di Gereja Katedral Makassar, Gubernur Maluku: Perbuatan Itu Melukai Nilai Kemanusiaan

Menteri Agama Ri, Yaqut Cholil Qourmas Atau Gus Yaqut, mengatakan masih ada 36 persen masyarakat yang masih meragukan kehalalan vaksin. Hal itu disampikan Menag di Mataram, Kamis sore (10/3/2021)FITRI R Menteri Agama Ri, Yaqut Cholil Qourmas Atau Gus Yaqut, mengatakan masih ada 36 persen masyarakat yang masih meragukan kehalalan vaksin. Hal itu disampikan Menag di Mataram, Kamis sore (10/3/2021)

Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras segala aksi teror yang melukai sejumlah warga.

Bahkan, Yaqut menyebut aksi itu sebagai tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran serta nilai-nilai agama.

"Apa pun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri juga sangat merugikan orang lain," ujar Menteri Agama (Menag). 

Hal senada juga diungkapkan Ketua Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto. Dirinya mengatakan, aksi bom bunuh diri itu adalah bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Pagi ini, telah terjadi ledakan bom di depan gereja katederal di Makassar, kejadian tersebut menewaskan beberapa orang. Atas kejadian tersebut, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mengutuk keras, dan meminta Polri agar segera menangkap siapapun yang terlibat dalam tindakan teror yang tidak terpuji tersebut," ujar Sunanto kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu.

Baca juga: Saat Melihat Pecahan Kaca Hotel, Saya Pastikan Ledakannya Besar

Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho di kediamannya di Jakarta, Kamis (2021/02/04).KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho di kediamannya di Jakarta, Kamis (2021/02/04).

Sementara itu, di mata Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, aksi teror bom di Makassar harus segera diusut tuntas.

"Atas nama Dewan Masjid Indonesia menyampaikan rasa duka dan juga mengutuk kejadian bom di Makassar. Semua agama tidak mempunyai suatu ajaran yang bisa menyebabkan terjadinya hal seperti itu," katanya saat memberikan pernyataan resmi DMI di kediamannya, Jakarta, Minggu.

Selain itu, Jusuf Kalla menyebut aksi teror di Makassar merupakan aksi kriminal yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan.

"Kita tidak bisa menoleransi segala bentuk teror, karena dalam agama apa pun tindakan itu tidak dibenarkan," ujar dia.

Baca juga: Korban Luka akibat Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Bertambah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Hilang Konsentrasi, Pemuda di Makassar Tewas Usai Tabrak Truk dari Belakang

Diduga Hilang Konsentrasi, Pemuda di Makassar Tewas Usai Tabrak Truk dari Belakang

Makassar
Banjir Bandang Landa 4 Kecamatan di Palopo, Pj Wali Kota : Diduga Terjadi Pembalakan di Daerah Hulu

Banjir Bandang Landa 4 Kecamatan di Palopo, Pj Wali Kota : Diduga Terjadi Pembalakan di Daerah Hulu

Makassar
Banjir dan Longsor Terjang 11 Desa di Luwu Sulsel

Banjir dan Longsor Terjang 11 Desa di Luwu Sulsel

Makassar
Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Palopo Sulsel

Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Palopo Sulsel

Makassar
7 Kampus di Makassar Diduga Ikut Program Ferienjob di Jerman

7 Kampus di Makassar Diduga Ikut Program Ferienjob di Jerman

Makassar
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 29 Maret 2024

Makassar
Ini Ruas Jalan di Sleman yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Ini Ruas Jalan di Sleman yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Makassar
Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Makassar
Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Makassar
Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Makassar
Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Makassar
Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Makassar
Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat 'Laundry', Awalnya Dikira Janin

Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat "Laundry", Awalnya Dikira Janin

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com